Maksud saya gini, Saya merasa sumber dari segala macam sumber permasalahan, kebuntuan, pertikaian, saling marah, bla bla bla adalah satu hal jawabnya, KOMUNIKASI yang kurang bagus.
- Adanya salah persepsi di pemikiran pihak lain, mungkin tanpa kita sadari gaya atau arah komunikasi kita yang buruk. Kita tidak lancar menyampaikannya, kita salah mengartikan maksud kita, atau kita salah menggunakan pilihan bahasa yang sepaham dengan jatidiri lawan bicara kita.
- Adanya pertengkaran dengan pasangan, mungkin bisa jadi karena komunikasi kita tidak sampai dengan jelas sesuai keinginan kita. Dan pasanganpun menanggapinya dengan scheme pemikiran yang dia miliki saat itu.
- Adanya omelan dari Bos sampai teguran keras dari Bos, bisa jadi karena dia menyampaikannya tanpa “bahasa” komunikasi yang mudah dimengerti. Sementara kita mungkin juga tidak berani meng”komunikasi”kannya dengan lebih jelas untuk tau arah yang diminta. Hingga kadang kita sendiri akhirnya menerka-nerka langkah apa yang harus dilakukan.
- Adanya banyak masalah yang dihadapi Negara kita, toh juga tidak lepas dari adanya unsur miss-komunikasi yang sering dominan terjadi.
Tapi emang kalau lulusan sarjana Komunikasi bias langsung lancar semuanya gitu ?
Mmm, gak juga saya rasa.
Contohnya : macem Penyiar ON Air tiba-tiba garing banget pas bawain acara OFF Air. Atau mungkin (ini beneran mungkin lo) pelukis-pelukis yang “mampu”nya menyampaikan lewat karya, bukan secara harafiah dari bahasa komunikasi alias omongan. Yang so pasti kadang kita juga mungkin masih perlu mengernyitkan dahi kalau melihat arti lukisan mereka.
Trus apa yang harus dilakukan untuk bisa berkomunikasi dengan baik dan benar ?
Menurut saya, satu saja yang diperlukan. KEBERANIAN. Semua orang bisa kok mengungkapkan cara komunikasinya dengan gaya atau “bahasa” masing-masing. Hanya saja mereka perlu menambah keberanian untuk mampu menjelaskan lebih detil dan lebih mau memahami kalau lawan mereka mungkin tidak paham, salah tangkap info, dsb.
Atau kamu punya cara lain kah? Terserah deh.
Well, sepertinya saya juga harus segera “berkomunikasi” dengan Mama saya,
Saya kangen, saya kadang memikirkannya, saya kadang mengkhawatirkan kesendiriannya.
Tapi saya selalu saja tidak mampu atau kadang lebih bejatnya TIDAK MAU meng-“komunikasi”kannya seringkali.
Ya,,,saya akan segera menelponnya...
- Adanya salah persepsi di pemikiran pihak lain, mungkin tanpa kita sadari gaya atau arah komunikasi kita yang buruk. Kita tidak lancar menyampaikannya, kita salah mengartikan maksud kita, atau kita salah menggunakan pilihan bahasa yang sepaham dengan jatidiri lawan bicara kita.
- Adanya pertengkaran dengan pasangan, mungkin bisa jadi karena komunikasi kita tidak sampai dengan jelas sesuai keinginan kita. Dan pasanganpun menanggapinya dengan scheme pemikiran yang dia miliki saat itu.
- Adanya omelan dari Bos sampai teguran keras dari Bos, bisa jadi karena dia menyampaikannya tanpa “bahasa” komunikasi yang mudah dimengerti. Sementara kita mungkin juga tidak berani meng”komunikasi”kannya dengan lebih jelas untuk tau arah yang diminta. Hingga kadang kita sendiri akhirnya menerka-nerka langkah apa yang harus dilakukan.
- Adanya banyak masalah yang dihadapi Negara kita, toh juga tidak lepas dari adanya unsur miss-komunikasi yang sering dominan terjadi.
Tapi emang kalau lulusan sarjana Komunikasi bias langsung lancar semuanya gitu ?
Mmm, gak juga saya rasa.
Contohnya : macem Penyiar ON Air tiba-tiba garing banget pas bawain acara OFF Air. Atau mungkin (ini beneran mungkin lo) pelukis-pelukis yang “mampu”nya menyampaikan lewat karya, bukan secara harafiah dari bahasa komunikasi alias omongan. Yang so pasti kadang kita juga mungkin masih perlu mengernyitkan dahi kalau melihat arti lukisan mereka.
Trus apa yang harus dilakukan untuk bisa berkomunikasi dengan baik dan benar ?
Menurut saya, satu saja yang diperlukan. KEBERANIAN. Semua orang bisa kok mengungkapkan cara komunikasinya dengan gaya atau “bahasa” masing-masing. Hanya saja mereka perlu menambah keberanian untuk mampu menjelaskan lebih detil dan lebih mau memahami kalau lawan mereka mungkin tidak paham, salah tangkap info, dsb.
Atau kamu punya cara lain kah? Terserah deh.
Well, sepertinya saya juga harus segera “berkomunikasi” dengan Mama saya,
Saya kangen, saya kadang memikirkannya, saya kadang mengkhawatirkan kesendiriannya.
Tapi saya selalu saja tidak mampu atau kadang lebih bejatnya TIDAK MAU meng-“komunikasi”kannya seringkali.
Ya,,,saya akan segera menelponnya...
No comments:
Post a Comment