Kemarin saya kembali menemukan pencerahan hidup :)
Dan tak henti-hentinya hati ini mengucapkan syukur alhamdullillah, benar-benar banyak petunjuk yang selalu diberikan-Nya
Dalam berbagai macam kendala yang saya hadapi, situasi hidup yang tidak menentu, kegundahan dan kegelisahan saya ...Beberapa "orang" muncul menemui saya, dimana mereka memberikan "pencerahan" pada saya. Seolah-olah mereka mampu menatap apa yang sebenarnya terjadi dalam sorot mata saya...
Seperti siang kemarin, saat saya berkunjung ke kantor "lama" saya, dimana saya hampir tidak bertemu dengannya dalam satu tahun terakhir ini. Bapak Errol Jonathans, beliau Direktur di media tempat saya dulu menimba ilmu (saya yakin orang-orang banyak yang tahu beliau). Saya berkunjung dalam rangka silaturahmi dengan rekan-rekan lama, mereka-mereka yang pernah menjadi bagian dalam hidup saya. Dimana kala itu mungkin boleh dibilang, buanyak susahnya..tapi saya tidak pernah mengeluh menyesali keadaan.
Kami berbincang, saling menanyakan keadaan. Dan betapa senangnya, beliau masih sangat ingat dengan kondisi keadaan saya saat dulu masih bekerja di tempatnya. Salut karena dia masih mengingatnya..Hingga tiba dalam satu perbincangan....
Maksudnya fokus, Beliau menasehati saya dalam berkarir seperti saat ini harus benar-benar fokus dan loyal. Jangan sampai hanya karena iming-iming sedikit saja, langsung tergiur. Beliau meng-istilahkan-nya seperti mencangkul di sawah. Saat ini, saya sedang mencangkul, menanam bibit, dan masih harus sering - sering menyiraminya, hingga sabar menunggu buahnya dipanen. Sama seperti pekerjaan yang saya miliki, Beliau berharap saya bisa tetep be patient, tidak hanya terkecoh dengan tawaran-tawaran pihak lain yang kadang malah menjerumuskan kita..
Dan saya mengakuinya, kebanyakan sifat dari kita generasi muda adalah tidak sabaran, ingin cepat beres dan menikmati hasilnya..Tapi beliau tertawa, dan mengaku tidak setuju memasukkan saya dalam kategori "muda" dengan alasan karena saya sudah beranak istri :)
Mencintai maksudnya, dalam melakukan pekerjaan kita harus benar-benar mencintai pekerjaan itu. kalau pondasinya sudah cinta, maka tidak akan roboh dihantam badai apapun..Namanya juga orang cinta, diapa-apakan juga tetap cinta. Beliau mengumpamakan, seperti pernikahan yang harus terus disirami setiap saat, tidak hanya diucapkan janji saat di akad nikah saja. Tapi pernikahan bisa bertahan lama karena faktor pupuk dan harus terus menerus memeliharanya dengan baik. Nah, dengan apa? dengan cinta.
Pelajaran bab terakhir kita adalah Kesempatan :) hehe Beliau mengatakan (bagus nih) "Kesempatan datang disaat yang tak diduga, entah kita telah siap atau bahkan saat kita sangat tidak siap.
Jadi, dalam mencapai jenjang karir yang lebih tinggi, harus benar-benar "prepare" karena hal itu lebih baik dibandingkan kalau kita tidak punya kesiapan suatu apa.. Bahkan kesempatan memang tidak mengenal situasi. Saat kondisi kita masih lemah, belum ready, belum mampu dsb, dsb, kesempatan itu tiba-tiba bisa muncul. Dan pastinya .."Wusssshhh..." kesempatan itu terbang begitu saja.
Pertemuan disela-sela kesibukan beliau yang sangat singkat ini benar-benar kembali menerangkan hati dan jiwa saya. Apalagi Beliau juga yakin, saya "mampu" dan pasti "bisa" menghadapi segala yang ada. Beliau juga masih sangat ramah dan welcome, menerima kehadiran saya. Bahkan dia berharap sayabisa membawa nama almamater emakin harum di "luar" sana. Meskipun tidak harus menjadi orang media, tapi dimanapun spirit menjaga nama baik almamater tersebut haruslah tetap ada. Saya pribadi juga mengucapkan banyak rasa terimakasih karena dulu juga sempat dibimbing oleh beliau.
"Saya sudah yakin sejak Kamu dulu datang kesini, kamu orang yang capable. Berhubung sekarang sudah menemukan sawah yang cocok, jadi sabar dan tunggulah panennya"
Dan tak henti-hentinya hati ini mengucapkan syukur alhamdullillah, benar-benar banyak petunjuk yang selalu diberikan-Nya
Dalam berbagai macam kendala yang saya hadapi, situasi hidup yang tidak menentu, kegundahan dan kegelisahan saya ...Beberapa "orang" muncul menemui saya, dimana mereka memberikan "pencerahan" pada saya. Seolah-olah mereka mampu menatap apa yang sebenarnya terjadi dalam sorot mata saya...
Seperti siang kemarin, saat saya berkunjung ke kantor "lama" saya, dimana saya hampir tidak bertemu dengannya dalam satu tahun terakhir ini. Bapak Errol Jonathans, beliau Direktur di media tempat saya dulu menimba ilmu (saya yakin orang-orang banyak yang tahu beliau). Saya berkunjung dalam rangka silaturahmi dengan rekan-rekan lama, mereka-mereka yang pernah menjadi bagian dalam hidup saya. Dimana kala itu mungkin boleh dibilang, buanyak susahnya..tapi saya tidak pernah mengeluh menyesali keadaan.
Kami berbincang, saling menanyakan keadaan. Dan betapa senangnya, beliau masih sangat ingat dengan kondisi keadaan saya saat dulu masih bekerja di tempatnya. Salut karena dia masih mengingatnya..Hingga tiba dalam satu perbincangan....
" Intinya adalah Fokus, Mencintainya, dan Kesempatan"
Maksudnya fokus, Beliau menasehati saya dalam berkarir seperti saat ini harus benar-benar fokus dan loyal. Jangan sampai hanya karena iming-iming sedikit saja, langsung tergiur. Beliau meng-istilahkan-nya seperti mencangkul di sawah. Saat ini, saya sedang mencangkul, menanam bibit, dan masih harus sering - sering menyiraminya, hingga sabar menunggu buahnya dipanen. Sama seperti pekerjaan yang saya miliki, Beliau berharap saya bisa tetep be patient, tidak hanya terkecoh dengan tawaran-tawaran pihak lain yang kadang malah menjerumuskan kita..
Dan saya mengakuinya, kebanyakan sifat dari kita generasi muda adalah tidak sabaran, ingin cepat beres dan menikmati hasilnya..Tapi beliau tertawa, dan mengaku tidak setuju memasukkan saya dalam kategori "muda" dengan alasan karena saya sudah beranak istri :)
Mencintai maksudnya, dalam melakukan pekerjaan kita harus benar-benar mencintai pekerjaan itu. kalau pondasinya sudah cinta, maka tidak akan roboh dihantam badai apapun..Namanya juga orang cinta, diapa-apakan juga tetap cinta. Beliau mengumpamakan, seperti pernikahan yang harus terus disirami setiap saat, tidak hanya diucapkan janji saat di akad nikah saja. Tapi pernikahan bisa bertahan lama karena faktor pupuk dan harus terus menerus memeliharanya dengan baik. Nah, dengan apa? dengan cinta.
Pelajaran bab terakhir kita adalah Kesempatan :) hehe Beliau mengatakan (bagus nih) "Kesempatan datang disaat yang tak diduga, entah kita telah siap atau bahkan saat kita sangat tidak siap.
Jadi, dalam mencapai jenjang karir yang lebih tinggi, harus benar-benar "prepare" karena hal itu lebih baik dibandingkan kalau kita tidak punya kesiapan suatu apa.. Bahkan kesempatan memang tidak mengenal situasi. Saat kondisi kita masih lemah, belum ready, belum mampu dsb, dsb, kesempatan itu tiba-tiba bisa muncul. Dan pastinya .."Wusssshhh..." kesempatan itu terbang begitu saja.
Pertemuan disela-sela kesibukan beliau yang sangat singkat ini benar-benar kembali menerangkan hati dan jiwa saya. Apalagi Beliau juga yakin, saya "mampu" dan pasti "bisa" menghadapi segala yang ada. Beliau juga masih sangat ramah dan welcome, menerima kehadiran saya. Bahkan dia berharap sayabisa membawa nama almamater emakin harum di "luar" sana. Meskipun tidak harus menjadi orang media, tapi dimanapun spirit menjaga nama baik almamater tersebut haruslah tetap ada. Saya pribadi juga mengucapkan banyak rasa terimakasih karena dulu juga sempat dibimbing oleh beliau.
"Saya sudah yakin sejak Kamu dulu datang kesini, kamu orang yang capable. Berhubung sekarang sudah menemukan sawah yang cocok, jadi sabar dan tunggulah panennya"
That's it.. the most important point for bright future.
The key are Focus, Love, and Opportunity.
The key are Focus, Love, and Opportunity.