beberapa yang 'ketinggalan' di lemari kantor
Rajin membaca pangkal kaya. Betul kan ?
Salah ? ehmm, kaya pengetahuan maksudnya.
Seumur-umur ini, saya belum pernah mencintai tulisan yang di-buku-kan, terutama kalau tergolong tebal dan agak berat secara visual, alias tulisan saja tanpa gambar-gambar yang indah. Dari beberapa kelemahan itulah, yang akhirnya membuat saya sangat 'cinta' dengan MAJALAH yang melengkapi kekurangan tersebut .
Bagi saya, rangkuman majalah sudah cukup mewakili, apa yang sedang terjadi serta beberapa info atau ilmu baru yang belum saya baca ketahui sebelumnya. Tulisan 'mudah' dibaca, penyampaian tidak terlalu berbelit, dan final to the point plus lengkap dengan gambar-gambar visualnya yang membuat mata + tangan saya sinkron untuk membuka selanjutnya.
Majalah yang saya baca beli sesuai dengan kondisi keuangan, pekerjaan, dan masa kecenderungan trend yang saya alami. Maksudnya, saya gak pernah benar-benar fanatik dengan satu judul majalah saja, bisa beberapa atau malah tiba-tiba berganti. Dan catat, karena alasan itu saya tidak pernah berlangganan karena tiba-tiba 'selera' bisa berubah ato ga punya duit berlangganan
Jaman saya SD+SMP, seinget saya, beli majalah Kawanku & Mentari Putra Harapan. Tapi seingat saya Kawanku belum berubah gender girly, jadi masih uni-sex. Ehh..
Jaman saya masih siaran di radio dan jadi music director dengan segmen radio anak muda :
Hmm tentunya harus terinspirasi dan perlu mendapatkan banyak asupan info tentang musik. Pilihan yang ekonomis saat itu majalah HAI yang pas dikantong, proporsional dan edar mingguan. Sangat update untuk membantu menambah resensi musik yang perkembangannya gila-gilaan di jaman saya itu. Plus, saya juga beli FHM buat resensi tambahan dan fantasi menuju pertumbuhan.
Jaman siaran di radio dewasa dan berbobot berat ini, karena memberontaksangat sangat sangat tersita dengan pekerjaan merasa butuh udara segar, saya beli 'langganan' nitip Rolling Stone untuk obat kangen siaran di radio musik. Dan majalah bulanan itu menjadi pilihan yang tepat, karena waktu saya juga ga banyak-banyak banget karena sering dipepet deadline.
Jaman kerja di bank, karena butuh banyak referensi dan review ekonomi yang fluktuatif, saya baca The Globe, Global Market, dan The Marketers. Gila saya ga bayangkan betapa sok 'pakar ekonom' nya saya waktu itu. *hahaha bangkek.. Tapi masih saya kasih balance Da Man magazine.
Nowdays, saat bekerja di industri yang perpaduan komunikasi berpadu lifestyle, fashion, mau tidak mau saya harus mengikuti semua perkembangan industri tersebut. Pilihan saya menjadi beragam. Untuk fashion guide dan lifestyle saya beli Cosmopolitan Men, Esquire, Men's Folio sementara untuk design saya sangat cinta mati pilih Bravacasa.
Mmm, karena mudah bosan.. well..beberapa hari kemarin baru beli baru tahuMenurut saya sih unisex, dengan bahasan khas pria nakal, dibumbui update fashion guide & lifestyle untuk paduan kaum hawa. Paling penting sih banyak literatur yang sangat nyambung dengan kerjaan saya 'saat ini' yaitu majalah INDONESIA TATLER. Majalah ini 'nendang' banget plus 'gebuk' banget. hahaha alias tebeeel *setan.
Baiklah, baca majalah juga dikategorikan 'cool' kan. Gak harus buku tebel kan ya ? ya ? ya ? maksa. Tapi ngomong-ngomong, saya suka baca majalah dari halaman terakhir trus maju kedepan (mundur gitu), gatau kenapa :|
satu lagi. saya 'cinta' mati aroma majalah baru. Hmm beda gitu aromanya hehe