Dec 2, 2012

Pelajaran P.E.L.I.T


P.E.L.I.T
Mendengar kata itu saja saya sudah sebal dan jengkel, apalagi mungkin mendapat predikat itu.

Bermula dari beberapa waktu lalu, teman-teman kongkow after office hour di Starbucks bawah kantor, ngobrol kesana-kemari, ngomongin mulai hal seriusan sampai becandaan, mulai dari atasan sampai bawahan pula. Ujung-ujungnya final talk, waktunya bayar bill. 

Semua berusaha atau mungkin nampak mengeluarkan uang dari dompet masing-masing, tanpa terkecuali. Ehh salah !!! Ternyata ada satu orang brengsek teman yang diam mematung bak model Lookbook, tak bergeming dan memberi senyum andalannya. Tidak nampak usaha untuk mencoba bayar, atau mungkin basa-basi "Guys I don't get my wallet in my ass !!" or something like that. Nothing, just keep on quiet mission.

Okay. I've got the clue !
Do you have a kind of freakin' ass friend like him / her ?
Want to slap on their face right ?

Rasanya sih, kadang kita tidak perlu mengingatkan apa yang harus dilakukan saat kita 'bersama-sama' dalam suatu gank atau gerombolan teman, setelah melaksanakan 'ibadah' makan / minum bersama. Biasanya mau tidak mau, kalau mungkin sudah sangat akrab / fair secara kedekatan, kita sudah menentukan siapa yang akan bayarin cost nya. Entah itu bergantian atau malah mungkin dibayar dulu "didepan" kasir dan "urunan" dibelakang.

Rasanya susah ya, mau ajak teman kalau kelakuannya selalu ga bisa diberi kelonggaran. Pengennya sih tombol atau alarm kesadaran sudah ada tanpa harus perlu kita bantu switch on atau switch off kan. Udah gede, harusnya tau mana yang bayar sendiri atau bukan.

TAPI, dalam kehidupan yang jenis pertemanan beragam ini, kadang perlu juga hal ini tidak bisa dibiarkan atau kita akan 'kasihan' terus-menerus kedepannya. Mungkin perlu lewat kitalah tipikal teman seperti 'mereka' itu (iya benar, M.E.R.E.K.A. karena jumlah orang dengan gaya seperti ini BANYAK) perlu diberi bantuan pelajaran. 

Sesekali gapapa, keterusan....runyam jadinya. Maka itu perlu tindakan.
Cukup dengan kata-kata sopan namun mengena.

"Hmm..Mas, kamu belum bayar. Bayar sendiri ya !"
Tegas, singkat, padat, dan JELAS. Hingga mas kasir pun tersenyum mendengarnya.


Baik teman, selamat tinggal..
Karena pertemanan itu bagaikan buih kopi yang kental diatasnya, dan mampu larut karena adukan. 'Jalan' mu sudah ku-buka-kan, tinggal kesadaranmu yang perlu kau bangunkan.

sekian.



No comments: