Lelah selepas terjaga....Tiba-tiba saja saya lamat-lamat bisa mendengarkan pembicaraan lirih si kiri dan si kanan,
si Kiri ; “Wah mendangar curhatmu saja membuat aku miris dan rasanya pengen bales”
si Kanan ; “Ah gak juga...”
si Kiri ; “ Tekanan di tempatmu besar juga ya. Miris jadinya melihat kegigihanmu. Padahal, ngapain juga kamu repot-repot susah payah. Bukannya kehidupanmu sudah lebih-lebih-lebih dari cukup? dan layak membuatmu menjadi Radja di istanamu sendiri?”
si Kanan ; “Gak mau ah, kurang seru nanti”
si Kiri ; “Ayolah, masak tidak ada sedikitpun keinginan, untuk melibas mereka. Kenapa kamu gak bilang saja sebenarnya, bapakmu petinggi negara? Kerja di bank milik negara. Dan bukannya kamu sedikit bisa bilang dengan congkak. Toh gaji bapakmu pasti lebih tinggi 5 kali level gaji bos mu, atau bahkan mungkin 10 kali gaji para manajermu yang congkak itu.”
si Kanan ; “ Ahh, apalah guna lha wong itu pangkat bapakku, bukan aku. Rasanya dompleng namanya juga tidak terlalu membuatku bangga. Gengsi IYA. Malu jadi benalu..”
si Kiri ; (sial, pertanyaan salah) “Kalo kamu gengsi, kenapa mau dicelotehin terus sama bos mu yang mungkin aja SOK BOSSY”
si Kanan ; “Hey..ini namanya mandiri, kerja ikut orang. Let's follow the rules”
si Kiri ; “Okelah, katamu kamu dilecehkan karena penampilanmu biasa-biasa saja, ya pakai saja koleksimu yang puluhan dan nge-jogrok di lemari pakaianmu itu..”
si Kanan ; “ Ahh, gak deh,biasa aja. Apalagi teman seruangan saya suka 'ribut bin riweuh' kalo ada perubahan penampilan. Trendy atau nyentrik dikit, langsung dibahas. Lagian bahasnya juga gak jelas, gak pada ngaca tampilan mereka seperti apa adanya..gak paham mode, ribut.”
si Kiri ; “At least kan mereka gak banyak cingcong...”
si Kanan ; “Iya, tapi kalo timing kerjanya gak pas buat 'menor-menor' trus buat apa?”
si Kiri ; “Hey, kadang kita harus punya timing pas buat nge-hook orang yang sok banget itu. Baik itu level mu, atasmu alias bos mu, atau siapapun yang kadang sudah meremehkanmu. Itu namanya harga diri Bung”
si Kanan ; “Sst.....benar kita harus bisa mempertahankan harga diri. Tapi, ada satu titik dimana kita harus berusaha sendiri. Menjalani kehidupan ini sebagai proses. Bukan hanya hasilnya saja yang kita ingini, tapi perjalanan itu yang nanti malah kita akan kenang..dan ingat terus. Itu yang seru.
si Kiri ; “Tunggu, tunggu..jadi ini ceritanya 'penyamaran'mu kah ?”
si Kanan ; “Bukan. lagian semua 'embel-embel' yang kita miliki bisa saja lenyap dalam sekejap. Kata bang Haji, semua itu hanya titipan...hehehe”
si Kiri ; Dass (terdiam...)
Andaikan saja para manajer yang sombong itu tahu. Betapa 'tidak-ada-apa-apanya' kalau dibandingkan kamu, Kanan. Dan andai saja mereka bisa merasakan, suatu hari mereka tidak akan terus merasakan 'posisi enak' ... ahh, pasti hati-kecil-licik saya akan sedikit tertawa melihatnya...
si Kanan ; hmmpph..hush.
No comments:
Post a Comment