Apr 29, 2008

There's something behind it

Sambil nyicipin resto Bu Kris yang (katanya) kesohor itu, makan iga penyet, bakso penyet, dan ayam gorengnya...sampai di obrolan kami. Ya...malam itu sehabis pulang dari rumah sesudah selamatan 3 hari Eyang Uti, trus cari makan malam,

" Masa sih Mas, hidup harus dicobaaaaa terus. Kan capek"
" Ya kalau sabar kan enggak capek"
" Tapi masa, cobaan sediiiiiihh terus. Kehilangaaaaan terus."
" Nggak Sayang, cobaan bukan cuma kehilangan dan sedih aja. Banyak hal yang orang gak sadari. Kesenangan dan pemberian-Nya itu bahkan bisa diartikan cobaan"
" Kok bisa, kan dikasih...berarti kan di bahagiakan"
" Bukan Sayang, maksudnya ... bisa nggak kita menjaga amanah pemberian itu. Bisa gak, kita gak sombong karena sudah punya sesuatu itu, dsb .."
"emmm, tapi kan tetep enak, karena mendapatkan sesuatu daripada kehilangan...."
Tetep aja ngototnya...
"Menurut mas, lebih berat...karena kalao kehilangan kita bisa sedih sekarang. Kalo kita dikasiiihhh terus, ternyata kan kita diujiiii terusss. nah kalo gak sadar-sadar itu 'hanya'lah perantara ujian...berarti kan kita gagal dalam jumlah yang banyak...."

Dia diam aja sambil memandang saya, plus melahap iga penyet-nya. Sambil menatap sesuatu yang sebenarnya tidak dia perhatikan...menerawang. Sedih. YA, saya paham kesedihannya karena kehilangan sosok pengganti Ibu nya yang lebih dulu meninggal. Sosok Eyang Uti yang lebih ingin dibahagiakannya suatu hari nanti...

" Nong, misalnya kita sudah punya sesuatu trusss kita merasa diatas angin..dan sombongkan sesuatu yang lebih itu, karena mungkin merasa orang lain gak seberuntung kita...Mas rasa kita bakal menjadi orang yang malah semakin gak punya apa-apa"
"Jadi...??"
" Ya..jadi kalau kita punya sekarang segini, ya ayo kita syukuri...gitu ajah...kalo besok kehilangan sesuatu...anggap itu cobaan...sabar. Nah kalau besok mendapatkan sesuatu, ya anggap itu cobaan ...jangan sombong....Udah ah..ayo cepet pulang..."

Wah, tumben-tumbennya saya bisa jadi sosok wise macem gini :) Mungkin karena melihat keadaannya yang sedih sekali. Sambil meneruskan melahap makan, jam 22.10 .. lanjut bayar bill-nya..
Eh, ternyata biaya TOTAL sama 'rasa' yang udah masuk perut gak setara. Wah...besok-besok gak nyoba lagi ah....soalnya kalau bayar mahal harus setara dengan lezatnya....hehehe

1 comment:

Anonymous said...

Weleh-weleh OM, bisa bijak juga ya