Mar 6, 2008

Ayat-Ayat Cinta



Selasa lalu, akhirnya sempat juga nonton film yang memang digembar-gemborkan jadi the most Waiting-Movie. Jujur Saya gak pernah baca buku Novel aslinya, meskipun dulu sering disarankan teman. Awalnya janjian sama temen2 kantor, eeeehhh malah pada riweuh semua dan malah nonton sendiri-sendiri.. ya udah, batal.
Nonton bareng bini, ke bioskop XXI (satu-satunya) di Surabaya. Sekalian ngajakin dia ke SUTOS (Surabaya Town Square). Seru, dengan konsep bioskop yang lebih elegant, 6 studio ekslusif, suaranya renyah dengan digital surround, macem Blitz-Megaplex di Jakarta. Tapi sama aja, gak bisa bawa makanan-minuman except dari cafe mereka sendiri (berhubung gak bahas SUTOS-nya, jadi C-U-K-U-P dah ) Lihat jam, masih belum 20.30 artinya masih bisa buat muterin SUTOS sambil ngisi perut dulu. Mampir J.co dekat entrace lantai satu, melahap donut Oreology dan 5 kawan2nya..sesudahnya itu READY for Ayat2 Cinta di Studio 1.

Tampilan Ayat-ayat Cinta, dari angle pengambilan gambar atau sinematografi NILAI PLUS deh. Apalagi saingannya sekarang ini, parade hantu-hantuan yang gak penting itu. Macem hantu ambulance, disusul hantu becak, hantu kereta api, hantu bussway dst...Belum lagi 40 hari bangkitnya Pocong. It means, bakal ada 100 hari, 1000 harinya dst dong? SUDAHLAH.
Penilaian saya untuk Ayat-ayat Cinta, disaat krisis film bermutu akhir-akhir ini, saya beri 5 Bintang dah. Saya yakin, tahun depan di perhelatan penganugrahan untuk film Indonesia, misal Indonesian Movie awards, MTV Indonesia Movie Awards, FFI, dsb..pasti film ini bakalan sukses. Ohya..kali ini resensi tidak saya tulis, lagi malas...dan lagi ternyata gak SERU kalo kita sudah tau jalan ceritanya tanpa menyaksikan langsung...beneran nih !! (Meskipun cerita satir tentang cinta segitiga selalu dengan mudah bisa ditebak endingnya)

Ohya, satu yang pasti...

AKTING RIANTI CARTWRIGHT sebagai AISYAH TOP abis. Bayangkan, meski sebagian mukanya tertutup cadar, tidak menghalangi kemampuannya berakting dan mengekspresikan adegan. Hanya dengan 'bahasa' MATA. yup, matanya benar-benar bisa bicara...

3 comments:

Novri said...

Tapi bagaimanapun bukunya lebih bagus dan lebih menyedihkan.. kita yang baca bikin persepsi sendiri2 bagaimana suasana mesir ditengah malam dan suasana malam pertama fahri dan aisyah.. huik.. pokoknya lebih seru baca bukunya.
Secara keseluruhan film ini bagus dan patut buat ditonton. Two thumbs up buat Hanung Bramantyo dan Kang Abik-sang penulis novel. Maju terus perfilman Indonesia.

Anonymous said...

Membaca blog HANUNG di FS, membuat saya salut atas perjuangannya, dalam membuat film AAC. Sehingga saya sangat menghargai karyanya, meskipun berbeda dengan gambaran alam pikiran saya, saat membaca bukunya.

thks

Laga "Rah" said...

tanya lugu...
sama AADC bagus mana mas? kalo sama film Pocong, lebih serem yang mana? sama film tragedi santet Banyuwangi, lebih romantis mana?