Sep 20, 2006

Dunia Tanpa Koma


Bahasannya terlambat, asal gak telaaaaaaaaaaaaaat banget, ga papa yah.hehehe
SERU ! kata yang patut terpekik liat kesempatan Dian Sastro nampil di TV. But, jgn salah 'kesan' ekslusif tetap terjaga kok, dan jangan disamakan dg 'sinetron' lainnya. Gak harus expos, mobil2 mewah, cewek2 cantik baju minim, dandanan lenong, ato bahkan cerita derai urai tangis. Nggak banget....karena yang ini jelas B E D A

SENTRAL tokoh serial ini adalah seorang wartawan perempuan muda, Raya, yang bekerja di majalah berita mingguan Target. Meski latar belakangnya adalah hiruk pikuk dunia pers, cerita utama serial ini tetaplah drama kehidupan cinta Raya.

Ketika pertama kali Raya bergabung dengan Majalah Berita Mingguan Target, koleganya sangat meremehkan. Maklum, pers adalah sebuah lingkungan yang mayoritasnya adalah lelaki; selain itu penampilan Raya yang cantik dan seperti “anak gedongan” kelihatan bakal susah berkeringat. Mereka tidak tahu, sebetulnya Raya gemar berolahraga outdoor dan senang mengendarai sepeda balap. Ini adalah kebiasaan Raya menghindar macet selama kuliah di NYU.

Bagaimana hari-hari awal Raya akan diwarnai oleh beberapa penugasan yang sulit; perlahan tapi pasti, Raya mulai memahami dunianya. Bagaimana ada rekannya yang cemburu karena keberhasilan liputannya. Juga bagaimana Bayu, Kepala Biro (atasan langsungnya) yang sudah bertunangan ternyata menaruh hati pada Raya. Bagaimana Raya harus menghadapi intrik di dalam kantornya yang isinya seperti ‘kebun binatang’, berbagai wartawan dengan berbagai karakter dan sumber berita yang mempunyai banyak persoalan.

Yang paling penting adalah bagaimana Raya justru menaruh hati pada Bram, wartawan handal dari Harian Kini, sebuah harian terbesar di Indonesia yang dianggap saingan majalah Target, tapi sementara itu Raya juga dibimbangkan dengan perhatian Bayu sang atasan terhadapnya. Ini jadi persoalan untuk dunia pers berita, karena ekslusivitas adalah modal utama. Jika ada pasangan yang berpacaran dari dua perusahaan yang bersaingan bisa bikin berabe. Apalagi yang satu penerbitan majalah, yang lain harian.

Pada Episode Pilot nanti, akan dimulai dengan peristiwa penggerebekan polisi serse ke sebuah apartemen tempat anak-anak muda yang sedang pesta high. Polisi berhasil menangkap bintang film, Arifin Surya, yang selama ini menjadi pengedar di antara kalangan selebriti. Penggerebekan itu menjadi headline Harian Kini. Bos Besar Majalah Target pun murka. Asal tahu saja, yang berhasil mendapatkan berita ekslusif itu adalah Bramantyo, wartawan andalan Harian Kini.

Selanjutnya, peristiwa-peristiwa dalam liputan Raya dan Bramantyo menjadi bagian drama perjalanan karier dan cinta keduanya. Dan makin rumit ketika Bayu ternyata juga kerap memendam kecemburuan terhadap hubungan Raya dan Bram. Bahkan Bayu akhirnya bimbang dengan rencana pernikahannya.



Format Baru Produksi TV DUNIA TANPA KOMA menjadi seri televisi yang diproduksi dengan standar, format dan kualitas yang umum dilakukan oleh pembuat serial televisi untuk market yang lebih luas. Dunia Tanpa Koma diproduksi berdasarkan satu cerita dan SINEMART menyebutnya sebagai satu season.

Season pertama untuk serial TV DTK diproduksi sebanyak 14 episode. Masing-masing episode juga tercantum sub-judul episode. Di antaranya: Hari-hari Pertama, Langkah Awal, Red Bar, Raya dan Yoan, Sidik Jarimu Di Sekujur Tubuhku, All The Right Move, Closure, Sonny Krisnantara, His World Against Her World, Setangkai Nista Untuk Mutiara, Jendra Aditya, Hakim Daus, Marita, Sebuah Dunia Bernama Raya.

Format baru produksi tersebut juga mencakup pola produksi serial TV DTK. Ia digarap tidak dalam kondisi kejar tayang, bahkan untuk menuntaskan 14 episode serial ini butuh waktu tujuh bulan produksi. Bila ditambah proses pasca-produksi, waktunya akan makin panjang.

Pokoknya, WELCOME dah...gebrakan baru di dunia per TV-an...seru..mendidik...dan menghibur tentunya....apalagi ada DiSas......hehehe, bening, bening.

1 comment:

Anonymous said...

Critany kren....
meskipun serial TV, Dian Sastro tetep menjaga komitmenny unt memerankan tokh di film yang bermutu aj. aq setuju sm mas rhendra kl DTK bukan kyak sinetron Indonesia yang ceritany g slese2...n it2 aj plus suka ngopy crita dr luar....alias PEMBAJAKAN!!!!
pokokny aq salut ma Dian Sastro...sbg artis, dy pny komitmen g kyk yg laen...
aq berdoa aj, mg2 dg adny DTK,,film2 Indonesia jd lbh BERMUTUUUUUUUUUU!!!!!!!!!!
----------THATS ALL-----------